ETIOLOGI
DAN PATOGENESA
Penyakit ini disebabkan oleh virus dari golongan Parvoviridae. Parvovirus yang
menyerang anjing
adalah Canine Parvovirus tipe 2 (CPV-2). Ras anjing yang sangat sensitif terhadap virus ini antara lain :
Rottweiler, Doberman Pincher dan German Shepherd. Sedangkan
pada kucing disebut Feline
Parvovirus, Feline Infectous Enteritis (radang usus menular), feline distemper. Seperti halnya
distemper, penyakit ini tidak dapat diobati sehingga vaksinasi merupakan
alternatif yang terbaik.
Patogenesis
Feline Parvovirus : Virus masuk ke
tubuh kucing biasanya melalui mulut, berkembang di kelenjar pertahanan di
bagian mulut, lalu menyebar ke seluruh tubuh. Kemudian virus akan berkembang di
beberapa organ seperti kelenjar pertahanan seluruh tubuh, sumsum tulang dan
selaput lendir usus yang menyebabkan hancurnya usus.
Pathogenesis Canine
Parvovirus : Canine Parvovirus (CPV) sangat berhubungan erat dengan Feline Panleukopenia
Virus dan beberapa jenis parvovirus lainnya yang menginfeksi carnivora.Virus
ini membalah secara aktif dalam tubuh hewan.Setelah masuknya virus ini secara
ingesti dalam kurun waktu 2-4 hari akan terjadi periode viremia yang bersamaan
dengan bertumbuhnya virus pada jaringan limfatik.Infeksi limfatik pada awalnya
dihubungkan dengan linpopenia dan infeksi pencernaan yang diikuti oleh tanda-tanda
klinis.Pada
hari ke-3 setelah infeksi akan ditemukan pembelahan pada crypta sel pada
lapisan epitel dinding usus halus.Virus sudah dapat ditemukan didalam feses
pada hari ke 3-4 setelah terinfeksi sampai ditemukannya gejala-gejala
klinis.Virus akan berhenti tumbuh pada hari ke 8-12.Absorpsi endotoxin bakteri
dari mukosa usus yang rusak memainkan peranan yang paling penting dalam
penyebaran penyakit ini.
Tingkat
keparahan penyakit ini tergantung pada dosis viral serta tipe antigenic yang
dihasilkannya.
GEJALA KLINIS
Gejala Klinis Pada
Anjing
Gejala klinis infeksi CPV-2 pada anak anjing yaitu diare
cair atau diare berdarah, muntah
secara berulang, dan anoreksia.
Gejala klinis lainnya yaitu demam,
kelemahan tubuh, limfopenia
terutama neutropenia.
Hewan juga mengalami dehidrasi,
penurunan berat badan, dan rasa sakit di bagian abdominal.
Gejala Klinis Pada Kucing
Kucing yang terinfeksi
virus panleucopenia akan mengalami anemia, muntah-muntah dan diare yang parah
pada kucing nafsu makan yang mengakibatkan dehidrasi dan kematian.
Kadang-kadang anak kucing dapat mati secara tiba tiba yang diakibatkan
perkembangan penyakit panleukopenia sangat cepat.
DIAGNOSA
Diagnosa Parvo Virus dapat dilakukan dengan melihat gejala klinis nya, atau
yang lebih modern adalah dengan memakai kit diagnostik parvo dengan sample dari
kotoran/feses anjing. Adapun test yang dapat dilakukan untuk pengujian sampel
ini antara lain :
a.
Urinalisis
dan biokomia ditemukan adanya limpopenia, neutropenia, leucosis, gambaran kimia serum
membantu memperkirakan ketidakseimbangan elektrolit.
- Test serologis tidak terlalu diagnostik karena
anjing kadang-kadang memiliki titer antibodi yang tinggi karena vaksinasi
atau antibodi maternal.
Diagnosa
banding untuk Canine Parvovirus adalah : Infeksi Canine Coronavirus, Salmonellosis, collibasillosis, dan
infeksi bakteri enteric lainnya, adanya benda asing dalam saluran pencernaan, parasit
gastrointestinal, gastroenteritis hemoragi, keracunan.
Adapun diagnosa virus
panleukopenia diberdasarkan riwayat dan pemeriksaan klinis. Pemeriksaan
patologi dan pemeriksaan laboratorium untuk menentukan diagnosa pasti.
Diagnosa banding untuk
panleukopenia (Feline Parvovirus) adalah : Felv, E.colli, Salmonella, Tyzzer.
PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN
Terapi infeksi Parvo virus meliputi terapi simptomatis dan supportif.
Terapi supportif berupa pamberian infus diperlukan mengingat hewan kehilangan
elektrolit tubuh akibat diare dan muntah.Penggantian cairan yang hilang dilakukan dengan
memberikan infus Lactat Ringer dan 5 % Dextrose. Antibiotik yang dapat
digunakan adalah antibiotik spektrum luas di antaranya Ampicillin dan
Gentamicin. Antibiotik ini bertujuan untuk mencegah infeksi skunder akibat
kondisi hewan yang lemah. Anti muntah dan vitamin juga dapat diberikan.
Berikut
ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi Parvo Virus
pada anjing:
a. Membeli
anjing yang telah divaksin terhadap Parvo
b. Induk
anjing sebelum dipacak harus dilengkapi vaksinasinya, agar anakan mendapat
maternal immunity yang cukup dari air susu induknya.
c. Lingkungan tempat tinggal anjing harus selalu dijaga
kebersihannya.
d. Nutrisi dan gizi untuk anak anjing harus diperhatikan
untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya.
e. Anakan anjing berusia di bawah 3 bulan sebaiknya tidak
kontak dengan anjing lain yang belum jelas status kesehatannya.
Kucing
yang terserang penyakit Virus panleukopenia dapat diberikan cairan elektrolit.
Sedangkan untuk mengobati infeksi sekunder dapat diobati dengan pemberian
gentamisin dan pemberian vitamin B complex.
Pencegahan Virus panleukopenia yaitu dengan melakukan vaksinasi secara
teratur, anak kucing dapat divaksinasi pada umur 8-16 minggu dengan interval 4
minggu. Setelah itu vaksinasi dianjurkan diulang setiap tahun.
Pada kucing dewasa atau
berumur lebih dari 6 bulan yang belum pernah divaksinasi, vaksinasi bisa
dilakukan tiap tahun.
Sumber :
Indrawati Sendow. 2003. CANINE PARVOVIRUS PADA
ANJING. Balai Penelitian
Veteriner, PO Box 151, Bogor 16114.